12.30.2010

Happy New Year 2011 and Happy Birthday to Me




Tanpa terasa kita sudah berada di penghujung tahun 2010. waktu, memang seperti meteor yang berputar cepat tanpa kita sadari. Jika kita mampu memanfaatkannya sebaik mungkin, waktu kita menjadi sangat berharga. Tapi jika kita melewatkannya tanpa sesuatu yang berarti buat hidup kita dan orang lain, dia hanya akan menjadi waktu yg berlalu tanpa kesan dan pesan. Tanpa makna.

Lalu, saya pun mencoba mengurai satu per satu perjalanan dan pencapaian yang telah diperoleh tahun ini. Hanya sekedar untuk mengevaluasi dan memacu diri untuk lebih baik lagi.

Ada beberapa catatan saya dalam perjalanan ini. Tuhan begitu baik pada saya kali ini. Ada beberapa doa saya yang terkabul. Tuhan memang punya rencana sendiri terhadap hidup. Kadang memang tidak kita mengerti dengan pemikiran awam kita. Dia membuatnya menjadi misteri. Tak jarang Dia memberinya cobaan dahulu sebelum Dia mengabulkannya. Atau Dia tidak mengabulkan apa yang kita pinta, tapi memberi penggantinya yang lebih baik.

Hm…saya hanya bisa mengucap syukur kepada hidup. Bisa menghirup udara segar di pagi hari, diberi kesempatan untuk aktualisasi diri, dan menikmati hidup.

Di penghujung tahun, disaat orang lain akan merayakan pergantian tahun dengan terompet dan gegap gempita, saya juga merayakan hari kelahiran saya sendiri

31 Desember…..
Kata ibu aku lahir pada hari senin, ketika adzan subuh menggema…
Dan tangiskupun pecah membahana….

Kata Ibu, sengaja kelahiranku di akhir tahun, dimana banyak perusahaan melakukan tutup buku. Hal ini dikarenakan ayahku seorang akuntan. Halah! Ibuku ada-ada saja.

Selain itu, kata ibu, kelahiranku juga merupakan kelahiran anak terakhirnya. Bagi ibu, cukup sudah punya 4 orang anak. Jadi kelahiranku di penghujung tahun memiliki banyak makna.

So, akhir kata, Selamat Tahun Baru 2011. Siapkan resolusi anda tahun depan!


12.23.2010

Pupus



#day 18 : Tema Pupus


Pada wajah itu
kusimpan sebuah rasa
tentang rindu dan harapan yang tidak mungkin nyata

Rasa yang menggelegar bagai api panas
yang mengguncang jiwa
menghujam jantung

aku masih tertegun
menikmati dingin yang pilu
dan angin semilir lalu

Kau beranjak pergi...
dan berlahan meninggalkan jiwa kosong
ini terkoyak

Aku terluka..
tidak ada lagi harapan buat kita..
semua sudah pupus...

#30harimenulispuisi di twitter






12.22.2010

Pada Hati



#day 14 : Jujur

Banyak yang tak terucap diantara kita
kita biarkansaja hati yang bicara
sekehendaknya...


aku ingin mendengar kata indah
yang keluar dari bibirmu
agar aku tak salah mengartikan hati

Tapi kau masih enggan
bahkan ketika rindu mu membuncah dan kau diam-diam datang
memandangku hanya dari kejauhan
Tak terjamahkah aku olehmu?
aku ingin kau jujur...

#30harimenulispuisi di twitter






12.19.2010

Mengingat Kematian



#16 : Kematian

07.05.2007
Hanya tetesan air mata yang mengalir
Jika aku mengingat tanggal ini

ayahanda, rinduku kan ku tuang
jika malamku bertabur bintang
saat kau dekap aku dalam pangkuanmu
kau bisikan kalimat indah sang pujangga

Lagit yang dulu cerah berganti awan gelap gulita
udara yang dulu sejuk kini berganti sangat menusuk kulit ini
tangis di sana sini
teriakan keluar begitu saja
kemana bumi mambawa tubuhmu ayah?

Perjalananmu telah berakhir…
Walau engkau telah tiada…
kenanganmu tidak pernah mati dalam jiwaku..

Puisi ini meramaikan #30harimenulispuisi di twitter.


12.15.2010

Mantra


#8 Mantra

Aku merasa begitu kalah
Ketika harus menyapamu duluan

Tapi tekadang rindu sudah memenuhi ruang hatiku
Hingga begitu sesak

Bahkan setiap rongganya sudah terukir namamu
Dia merongrongku
Mendesak..
Menekan…
Hingga melebur dan mencair ..

Lalu kuucap mantra,
Doa-doa suci kupanjatkan
Puja puji indah mengalun mesra…
Dalam hening yang gemercik

Dengan bisikan yang lembut…
Aku berucap…
Aku rindu….

#30harimenulispuisi di twitter.


12.09.2010

Bagaimana Mungkin Aku Bisa Benci...


#6 : Benci

Bagaimana mungkin aku bisa benci pada wajah itu
Wajah teduh yang selalu menenangkanku
Ketika cahaya bulan masuk diam-diam ke kamarku

Mata indah itu
Alis tebal itu..
Dan senyummu yang selalu mengundang tawaku

aku disini masih menunggu
Berharap kau akan menyapaku..
Rinduku tersekat..
Hanya sampai di kerongkongan

Tak bersuara…..
Bahkan desir anginpun tak terdengar..
Walau hanya jejak ini yang kau tinggalkan..
Selebihnya hanya tersimpan dalam memoar ingatan kita..
Lainnya tidak ada….

Bagaimana mungkin aku bisa benci…

Note : puisi ini dibuat untuk meramaikan #30harimenulispuis di twitter dengan tema yang berbeda setiap harinya. Salam Puisi


12.07.2010

Ketika Senja



Kita beradu diam
Dan tertegun menatap rembulan yang mulai muncul
Ketika senja di pantai itu

Aku melihat wajahmu
Yang bermandikan cahaya jingga
Tak mampu berkata apa-apa

Apa yang salah dari pernyataanku..
Lambat atau cepat ini akan usai
Kita hanya sedang mencari waktu yang tepat untuk mengucap kata pisah

Hari ini..
Rembulan yang diam
Senja yang akan berarak pergi
Akan jadi saksi tentang kau dan aku

Puisi ini dibuat untuk meramaikan #30harimenulispuisi di Twitter. Ini bukan lomba. Tema hari Senja.




12.06.2010

Takdir Akan Membawaku



Puisi ini dibuat untuk meramaikan #30harimenulispuisi di Twitter


Kali ini akan kubiarkan takdir yg membawaku.
Aku sudah lelah merajut serpihan kaca yg berserak ketika kau pecahkan

Walau sesekali dedauan meniup mesra
Mendesir namamu dalam setiap tariannya
Jantungku berdegup kencang
Aku rindu…


Tapi aku sudah tak punya daya untuk merengkuhmu
Dan aku akan ikut kemana takdir akan membawaku
Entah ke utara
Atau ke selatan

Aku menyerahkan diriku untuk dipeluknya..

Follow me on twitter :@Myisti

Gambar diambil dari sini