11.19.2011

Rindu Menang




Rasanya sudah lama sekali tidak merasakan euforia seperti ini, dimana Indonesia mengalami kemenangan dan memperoleh medali emas di berbagai pertandingan di Sea Games 26. Selama ini kita terus dicecoki dengan berita korupsi para pejabat yang sangat melelahkan. Menyaksikan tingkah anggota DPR yang memuakkan. Seakan mereka ingin merampas kekayaan negeri ini untuk perut mereka sendiri, tanpa prestasi berupa kebijakan yang pro rakyat.

Tapi, kemenangan-kemenangan yang diraih oleh para atlit membangkitkan semangat kebangsaan yang menggelora. Apalagi iklan "Ayo Indonesia Bisa" terus diputar di televisi agar kita ikut mendukung para atlit yang bertanding membela negeri.


Walau begitu besarnya sekarang euforia masyarakat Indonesia terhadap semangat nasionalisme,ternyata ada teman saya yang menyatakan "Tidak bangga menjadi orang Indonesia". Lalu mau menjadi orang apa? Orang Amerika? Bagaimana mungkin mau mengaku orang Amerika, wong setetes darahpun tidak ada keturunan sono. Kulit coklat,rambut hitam,bola mata hitam.Ya, Kita orang Indonesia. Terima saja kenyataan itu. :)

Dulu,jaman saya SD, Indonesia terkenal dengan "Macan Asia". Negeri yang disegani karena prestasinya. Selalu unggul dalam setiap pertandingan. Tapi lama kelamaan, macan itu semakin tak kedengaran aumannya. Bayangkan, ternyata sudah 20 tahun sepak bola Indonesia tidak masuk final di Sea Games. Kemenangan Indonesia atas Vietnam 2 : 0 telah mengantarkan Indonesia masuk ke babak final berhadapan dengan Malaysia.

Kini, kemenangan Indonesia menjadi Juara Umum Sea Games XXVI tahun 2011 semakin dekat. Walaupun Indonesia tidak lagi terkenal dengan Macan Asia, kini Indonesia bangga mengatakan Garuda di dadaku.

11.11.2011

Merajut Kasih



12 tahun yang lalu awal perkenalan kami. Disebuah kampus di Sumatera Utara,USU. Kami mengambil jurusan yang sama, di Fakultas Ekonomi. Selayaknya teman kampus, awalnya hanya teman biasa. Sering berdiskusi, dan bercanda. Tidak ada yang istimewa.

Aku tidak tau diam-diam dia menaruh hati. Buatku,perhatian yang ia berikan tidak lebih dari perhatian seorang teman. Aku sendiri benar-benar tidak merasakan getaran apa-apa ketika berada di dekatnya. Dia bukan tipeku. Mungkin itu yang membuatku tidak sadar akan perhatiannya.


Setahun berlalu. Lewat seorang teman, Ika, aku tau kalau dia menyimpan rasa padaku. Perasaanku menjadi kacau balau pada saat itu. Disisi lain, aku mulai merasa ketergantungan padanya. Ada rasa kehilangan ketika ia tidak ada, ada rasa marah ketika ia dekat dengan seseorang. Inikah cinta?

"Aku gak akan percaya kalo dia gak nyatain langsung", kataku pada Ika saat itu. "Dia minder sama kamu", jawab Ika.
"Kenapa harus minder?" tanyaku penasaran
"Karena dia kan dari kampung, keluarganya gak kayak keluarga kamu", jawab Ika
Aku tertegun...
"Aku gak peduli keluarganya kaya atau miskin. Yang penting cintanya tulus." jawabku ketika di kantin Femi.

07.10.2009 pukul 11.07 WIB, di kantin Femi menjadi saksi cintanya padaku. Akhirnya dia memberanikan diri untuk menyatakan cinta. Dan kamipun resmi jadian.

Perjuangan kami untuk bersama memang berliku. Setelah beberapa kali putus-nyambung selama 6 tahun, akhirnya pada tanggal 13.11.2005 kami menikah di rumah orang tuaku di Medan.

Kini, usia pernikahan kami sudah 6 tahun. Walau belum dikaruniai momongan, aku berharap pernikahan kami langgeng sampai akhir hayat. Dan berharap Allah SWT mau memberikan buah hati kepada kami.

Thank My beloved Hubby, telah menemaniku, memberi support dan menyayangiku selama ini.Love you...

11.07.2011

Hanya Mimpi




Malam semakin larut. Tapi mataku masih enggan terpejam. Pikiranku melayang-layang pada dirimu yang hilang tanpa kabar apapun. Seribu tanya menyeruak dalam hatiku, apa kabar dirimu? Berita tentang perang, penculikan, bom bunuh diri berseliweran setiap hari di televisi. Aku semakin cemas dengan keadaanmu.

Hujan rintik malam inipun kembali mengantarkan ingatanku padamu. Tentang hujan dan pelangi yang sering kita bicarakan. Kau selalu rindukan hujan, katamu. Dan aku yang selalu butuh kehangatan matamu. Tak dapat ditepis, aku memang membutuhkan dirimu. Entah dalam dimensi apa. Bukan hanya butuh matamu yang teduh. Tapi dirimu. Utuh.


Aku terus terbuai dalam kenangan kita. Hingga tanpa sadar akupun terlelap dalam tidur malam yang dingin. Kadang, tanpa sadar aku menyadari air mata keluar dari pelipis mataku. Aku rindu kamu...

Hingga pagi subuh menjelang. Suara adzan yang membangunkan lelapku. Kau terasa begitu dekat. Kau datang dengan senyum ramahmu, dan mencium keningku. Aku luruh dalam dekapanmu. Betapa tak ingin kulepas dirimu..

Hanya mimpi...
Tapi terasa begitu nyata..