1.02.2012

Rumah Impian


Setiap aku datang ke rumah itu, ada doa yang selalu kusimpan tentang rumah. Semoga rumah ini kelak akan membawa keberkahan dan kebahagiaan. Tempat berkumpulnya keluarga dan tempat bermain anak-anakku kelak.

Rumah itu masih dibangun dengan tangan kokoh para pekerja. Debu dan pasir berserakan. Bunyi ketokan terus menderu. Lagu dangdut berkumandang sebagai hiburan para tukang.


Kupikir pekerjaan tukang adalah pekerjaan yang paling kasar. Tapi setidaknya perkiraanku tidak seratus persen benar. Sebagian dari mereka ternyata ada pemain musik di kampungnya. Diantara mereka ada yang bisa bermain gitar dan biola. Lihatlah gambar yang mereka lukis di dinding yang belum di cat itu. Mereka memiliki darah seni. Hanya saja belum terasah dengan baik atau kesempatan untuk mengasah kemampuan itu tidak ada.

Aku berjalan ke arah tangga. Eksperimen kami menggunakan warna orange di dekat tangga ternyata cukup memikat. Warna penuh semangat, dinamis, dan cerah. Aku berharap rumah impian ini akan segera selesai. Inilah salah satu resolusi tahun 2012, membangun rumah impian...