Aku bukanlah aku
yang kau jumpai dulu, 10 tahun lalu
Aku bukanlah aku
gadis gaun merah yang selalu bersedia menawarkan payung padamu
Aku adalah tubuh tanpa jiwa
yang kian hari kian terkikis
oleh jam-jaman waktu
Sepi telah lama menjadi sahabatku
dia mengambil jiwaku pelan-pelan
hingga tinggal seonggok daging
tanpa rasa
yang kau jumpai dulu, 10 tahun lalu
Aku bukanlah aku
gadis gaun merah yang selalu bersedia menawarkan payung padamu
Aku adalah tubuh tanpa jiwa
yang kian hari kian terkikis
oleh jam-jaman waktu
Sepi telah lama menjadi sahabatku
dia mengambil jiwaku pelan-pelan
hingga tinggal seonggok daging
tanpa rasa
27 comments:
aku kadang berubah karena aku adalah manusia
aku tetap aku tidak akan menjadi orang lain
duh, jgn diambil dong jiwanya
Duh, kesedihan yang mendalam, sangat dalam....
sedih
dahsyat, brrasa bener neh kepuitisannya... ouuwwwhh
Tubuh tanpa jiwa...seram ya...
sudah berubah ya.....
Aku adalah pagi yang menjelma petang,,,
Sesaat setelah senja akhirnya datang...
Nice one... saya selalu lebih menyukai puisi yang dipadatkan seperti ini. Entah kenapa :-D
Aku nya Aku Aku Bwanget
semoga kita selalu ingat akan hari pencabutan nyawa...
hayo tebak siapa Aku?? hehe
duh kenapa mbak?
Aku berkunjung ke tempatmu...
menawarkan payung untuk si gaun merah
Mencoba menariknya dari onggokan daging tanpa jiwa..........
waduh, kemana jiwanya pergi
Mengunjungi Siang Siang... :-)
sedih banget...moga itu bukan dirimu :)
10 tahun bukan masa yg singkat n akan banyak perubahan yg terjadi...
gila adem bgt nie puisi
Puisinya indah sekali. Dirangkai dengan penuh penjiwaan agar kita semua bisa merasakan tokoh si aku.
dear mba isti....
akhir2 ini sering membaca tulisan2 indah mba isti penuh kegelisahan,ada apakah gerangan ??
semoga bisa menata hati,kembali....
percayalah,aku pernah berada di titik ini ^^
saat menguatkan hati tapi tetap saja tulisan adalah refleksi hati......
puitis skali ya..makna implisit
kunjungan siang hari.. ^^
salam kenal...kutunggu kunjungan baliknya..
salam kenal ya Tante...
Dija mampir nihh
ngikut kesini
sambil ngawasin Dija...
Mbak, patah hatikah? :)
Post a Comment