Aku bukanlah aku
yang kau jumpai dulu, 10 tahun lalu
Aku bukanlah aku
gadis gaun merah yang selalu bersedia menawarkan payung padamu
Aku adalah tubuh tanpa jiwa
yang kian hari kian terkikis
oleh jam-jaman waktu
Sepi telah lama menjadi sahabatku
dia mengambil jiwaku pelan-pelan
hingga tinggal seonggok daging
tanpa rasa
yang kau jumpai dulu, 10 tahun lalu
Aku bukanlah aku
gadis gaun merah yang selalu bersedia menawarkan payung padamu
Aku adalah tubuh tanpa jiwa
yang kian hari kian terkikis
oleh jam-jaman waktu
Sepi telah lama menjadi sahabatku
dia mengambil jiwaku pelan-pelan
hingga tinggal seonggok daging
tanpa rasa
aku kadang berubah karena aku adalah manusia
ReplyDeleteaku tetap aku tidak akan menjadi orang lain
ReplyDeleteduh, jgn diambil dong jiwanya
ReplyDeleteDuh, kesedihan yang mendalam, sangat dalam....
ReplyDeletesedih
dahsyat, brrasa bener neh kepuitisannya... ouuwwwhh
ReplyDeleteTubuh tanpa jiwa...seram ya...
ReplyDeletesudah berubah ya.....
ReplyDeleteAku adalah pagi yang menjelma petang,,,
ReplyDeleteSesaat setelah senja akhirnya datang...
Nice one... saya selalu lebih menyukai puisi yang dipadatkan seperti ini. Entah kenapa :-D
ReplyDeleteAku nya Aku Aku Bwanget
ReplyDeletesemoga kita selalu ingat akan hari pencabutan nyawa...
ReplyDeletehayo tebak siapa Aku?? hehe
ReplyDeleteduh kenapa mbak?
ReplyDeleteAku berkunjung ke tempatmu...
ReplyDeletemenawarkan payung untuk si gaun merah
Mencoba menariknya dari onggokan daging tanpa jiwa..........
waduh, kemana jiwanya pergi
ReplyDeleteMengunjungi Siang Siang... :-)
ReplyDeletesedih banget...moga itu bukan dirimu :)
ReplyDelete10 tahun bukan masa yg singkat n akan banyak perubahan yg terjadi...
ReplyDeletegila adem bgt nie puisi
ReplyDeletePuisinya indah sekali. Dirangkai dengan penuh penjiwaan agar kita semua bisa merasakan tokoh si aku.
ReplyDeletedear mba isti....
ReplyDeleteakhir2 ini sering membaca tulisan2 indah mba isti penuh kegelisahan,ada apakah gerangan ??
semoga bisa menata hati,kembali....
percayalah,aku pernah berada di titik ini ^^
saat menguatkan hati tapi tetap saja tulisan adalah refleksi hati......
puitis skali ya..makna implisit
ReplyDeletekunjungan siang hari.. ^^
ReplyDeletesalam kenal...kutunggu kunjungan baliknya..
ReplyDeletesalam kenal ya Tante...
ReplyDeleteDija mampir nihh
ngikut kesini
ReplyDeletesambil ngawasin Dija...
Mbak, patah hatikah? :)
ReplyDelete