Pages - Menu

4.14.2011

Going With The Flow



"Mau mengalir kemana?" tanyamu ketika membaca stutus ymku.
"ke suatu tempat...ke planet lain" jawabku sekenanya
"Jaga dirimu baik-baik. Jangan sakiti dirimu sendiri" katamu memperingatkanku
"Aku tidak akan menyakiti diriku. Hanya saja orang lain yang menyakitiku" sindirku
"Aku minta maaf...." katamu

Entah sudah berapa kali aku mendengar kata maaf ini. Bukan aku tidak ingin memaafkan peristiwa kemarin yang membuatku menangis 3 hari dan membuatku remuk luar dalam. Aku hanya belum bisa pulih. Aku sudah memaafkan, tapi belum bisa melupakan. Peristwa itu guncangan hebat dalam diriku. Tidak mudah untuk segera sembuh dari luka yang begitu mendalam.Buktinya, aku masih membiarkanmu datang.


"Apa kabarmu?" tanyamu
"Aku sudah baik-baik saja. Semua sudah berlalu. Everything's gonna be okay kan? I need to restart my life" kataku sambil menghela nafas
"Sungguh? Berarti kau akan melupakan aku. Melupakan bahwa aku pernah hadir dalam hidupmu?"
Aku tersenyum simpul.

"Aku tidak pernah menyesali apapun. Dan aku tidak ingin melupakan siapapun. Peristiwa kemarin memberiku banyak pelajaran" kataku yang mencoba menetralisir perasaan.

"Aku ingin kau melupakannya.." katamu lirih
"Sungguh? Kau ingin aku melupakan semuanya?" tanyaku memastikan
"Terserah padamu..."

Akh...kau memang selalu begitu. Kadang kau bilang A, ketika aku memastikan kau berubah pikiran. Semudah itu. Semudah ketika kau mengucap janji, lalu kau ingkar.

"Jika aku punya kesempatan, aku tidak akan menyakitimu lagi. Aku ingin membuatmu tersenyum, tertawa seperti dulu lagi" tuturmu
"Tidak akan pernah. Karena kau akan menyakitikiu lagi", kataku lirih.

"Bolehkah aku melihatmu?" tanyamu sopan
Aku sangat berantakan. Rambut yang baru saja dikeramas belum kusisir. Aku tau kau tidak akan suka melihatnya. Dulu pernah ketika rambut sehabis keramas itu belum dikeringkan, kau bilang tidak suka melihatku seperti itu. Dan kau menyuruhku untuk mengeringkannya pakai hair dryer. Sejak itu aku selalu menyisir rambutku ketika bertemu denganmu, walau itu hanya via webcam

Hingga, terjadi peristiwa di taman itu yang membuatku kecewa. Kau ingkar. Hatiku menjadi dingin. Tidak sehangat dulu yang memberikan keceriaan di sudut-sudut ruang kita. Aku tidak membencimu. Sungguh. Kebencian hanya memberi kotoran dalam hatiku yang akan menambah siksaan bagi batinku.Aku tidak mau mengotori hatiku dengan membencimu.

Hanya saja, aku masih lelah. Biarkan saja aku tidur sejenak.

25 comments:

  1. kekecewaan nya dalam sekali... tidak bisa dimaafkan...taidak membenci tapi datar saja..heheee...kerennn...

    salam :)

    ReplyDelete
  2. Mbak, ini fiksi apa non fiksi?

    ReplyDelete
  3. @Nufri L Sang Nila :memaafkan tapi hambar..hehe
    @anazkia : ini fiksi mba..lagi coba2 buat karya fiksi nih ;)

    ReplyDelete
  4. Hufttt
    Sampe megap2 bacanya hehehe

    ReplyDelete
  5. ini fiksi, tapi terjadi padaku mba
    hehehe :)
    salam kenal mba isti...

    ReplyDelete
  6. @anazkia : maksudnya apa ya? #bingung

    ReplyDelete
  7. Tidak benci, namun tdk suka semua ini...

    Penghayatan yg sangat baguz, untuk sebuah karya fiksi...

    ReplyDelete
  8. Ngap2an, Mbak. hehehe..
    Makustnya, saking seriusnya :)

    ReplyDelete
  9. Aku pernah tak memaafkan seseorang hingga bertahun2..sampai pada akhirnya aku sadar, sejauh manapun aku pergi jika dendam dan kebencian yang aku pelihara maka jiwaku juga tak tenang.
    Dan baru tahun ini aku bisa mengiklaskannya...

    ReplyDelete
  10. Sungguh... itu tak mudah. Kata maaf, bisa saja terucap, rasa benci bisa saja tertutup kerikil-kerikil waktu. Tapi luka hati tak mudah kering, bara api dendam tak mudah padam...

    Tidur sejenak dan berharap mimpi indah, mungkin sedikit menyejukkan jiwa..

    ReplyDelete
  11. sya follow
    follow balik y...

    #################################
    Mohon dukungannya atas event blog yang sedang saya ikuti..
    Mohon dibantu dengan mengklik "recomend facebook" dan mengcomment artikel saya
    Thanks ya semua :)

    >>> www.greand.co.cc <<<<
    #################################

    ReplyDelete
  12. Ini tentang sebuah janji yang nggak ditepati..

    Hmm, menangis selama tiga hari, gimana ya rasanya?

    ReplyDelete
  13. kadang memang sesuatu itu berjalan tidak sesuai dengan rencana.. memang kecewa itu manusiawi, tetapi asal jangan sampe menyusahkan diri tokoh itu aja sih. hehehehe.

    dikhlasin ajaa..

    ReplyDelete
  14. kadang memang manusia itu butuh waktu untuk memaafkan

    ReplyDelete
  15. Let time heal the wound.. Always works for me ;-)

    Nice story, Mba Isti.. :-)

    ReplyDelete
  16. belum pulih bahkan tidak bisa pulih (mungkin)...

    ReplyDelete
  17. Assalamualaikum.... :)

    seperti yang kakakku bilang diatas.. aku tak benci namun aku tak suka semua ini... ^_^ hampir sama kisahku.. jiaaaaaaa jadi curcol deh :)

    ReplyDelete
  18. kadang2 obat dari sakit adalah melupakan
    krn itu tidur lebih enak hehe

    ReplyDelete
  19. jangan putus asa, dan terus semangat

    ReplyDelete
  20. Ceritanya bagus nih...
    Memaafkan itu memang tidak mudah, tapi jika kita sudah bisa memaafkan maka hati kita jadi terasa ringan.

    BTW, maaf banget baru bisa mampir sekarang karena sedang sibuk dg diklat nih.

    ReplyDelete
  21. Selamat pagi... ceritanya sedih tuh.
    TApi bagus juga sih... :D

    ReplyDelete
  22. aku bagi2 award, ambil ya :)

    ReplyDelete
  23. Cantik fiksinya ^_^
    Halus mainnya
    Keep it up Isti

    ReplyDelete
  24. aku pikir ini rasamu, tergambar jelas sekali,tertulis rapih jali dalam ruang hatimu...

    smg segera pulih sahabatku...semoga,meski membutuhkan waktu bukan ?

    ReplyDelete

Terima kasih atas komentarnya ^_^