Kadang ketika aku sendiri, aku rindu akan Doha. Rindu akan keponakanku yang lucu-lucu, rindu akan kota Doha itu sendiri, dimana berbagai macam suku bangsa di dunia ada disana, sehingga kita seperti melihat wajah perwakilan dari seluruh dunia. Ada India, Filipina, Arab, Bule sampai orang Afrika. Amazing...
Dan ada satu kisah lucu yang tidak bisa aku lupa selama disana. Waktu itu, aku, ibu, dan dua orang keponakanku mau jalan-jalan. Untuk mengetahui arah jalan, kami membuka peta. Dan ternyata mal yang paling dekat dengan rumah adalah Landmark. Kami pun berangkat dengan menggunakan taxi. Perjalananan ditempuh selama 15 menit. Tidak lama, dan cuma 11 riyal. Cukup murah.
Supir taxi yang mengantar kami ternyata berasal dari Nepal. Ibuku mencoba beramah tamah dengannya walau dengan bahasa inggris yang ala kadarnya :)
Sesampainya di Landmark, kami belanja di Carrefour. Jumpa dengan orang yang mirip sekali dengan orang Indonesia. Mereka memandang dan tersenyum kearah kami. Ibuku langsung merasa ada "teman".."isti, ada orang Indonesia disana..liat tuh.."
Aku berusaha menjelaskan bahwa mereka bukan orang Indonesia, tetapi orang Filipina. Tentu saja kita mirip, wong kita berasal dari Asia. Asia Face. Begitu kataku ketika ada orang yang menebak aku orang Filipina.
Disana memang banyak sekali orang Filipina. Mulai dari pembantu rumah tangga, sampai yang jadi expatriat. Untuk pekerja middle position mayoritas orang Filipina dan India.
Setelah selesai belanja, kami hendak pulang dan menunggu taxi di luar mal. Ukh.. ternyata lama banget. Eh, ada orang India yang manggil-manggil. Taxi ilegal. Oke deh ayok aja, daripada gak pulang ;)
Setelah negosiasi tarif, kamipun lansung naik. Ibuku duduk depan. Kami bertiga duduk dibelakang. "Carno?" tanya si India membuka percakapan. Ibuku bingung..maksudnya apa ya? Apa jangan-jangan dia tahu sama Soekarno? Kok dia bisa tahu?. Ditengah kebingungan, ibuku nanya "do you know Soekarno? the first President of Indonesia?"
Si India kelihatan bingung..kami dibelakang tertawa-tawa. Karena maksud si India apakah kami punya mobil atau tidak?. Disana orang menggunakan bahasa inggris tanpa mengindahkan grammer.
Akhirnya keponakanku yang kelas 3 sd yang menjawab "nobody couldnt drive to here" hehe..selamat deh...
Walau begitu, ibuku dan si India terlihat sangat akrab. Mereka memulai dengan percakapan tentang Sarukh Khan, tulisan Arab, dia kira kami dari Malaysia gara-gara dia pernah ke Malaysia. Padahal bahasa inggris ibuku dan si India sama-sama parah...
Tapi itulah komunikasi.. kalo masih gak ngerti pake bahasa tangan..
hehe
i miss u doha...