"Gajah di pelupuk mata tidak terlihat, semut diseberang lautan terlihat"
Mungkin memang sudah menjadi sifat manusia untuk mudah menyalahkan orang lain tanpa mau berkaca pada diri sendiri. Mengganggap diri paling benar, paling suci dan paling baik dan dengan mudah menyebut orang lain bersalah, bodoh dan tak tau diri.
Saya baru saja kesal dengan seorang teman. Saya begitu percaya hingga saya menceritakan masalah saya ke dia, tanpa berfikir dia akan mengkhianati. Padahal apapun yang saya dengar tentang dia diluar sana, saya tetap menjadi teman setianya. Dan saya percaya semua kata-katanya, mulut manisnya.
Saya orang yang membuka diri sama semua orang, dan tidak suka membicarakan orang lain dibelakang. Lebih baik saya tanyakan langsung kebenarannya kepada yang bersangkutan daripada harus 'menusuk' nya dari belakang. Itu jauh lebih sakit buat saya.
Dan saya sungguh tidak menyangka, masalah saya dipublish di akun facebooknya. Masalah yang sangat pribadi. Dengan kata-kata yang sangat tidak sopan dan menyakitkan.
Buat saya, ini kesalahan yang tidak termaafkan. Saya menjawab di kolom komentar dengan nada yang tak kalah pedasnya. Buat apa dia mengangkat masalah saya ke akun facebooknya? Ingin menunjukkan bahwa dia orang yang paling baik? dan saya orang yang paling bodoh?
Pencitraan itu memang gampang sekali dibuat berdasarkan status di facebook dan twitter. Tapi tolong, jangan sia-siakan kepercayaan yang orang lain berikan kepada anda. Jangan gunakan masalah orang lain, untuk menunjukkan bahwa Anda tidak akan melakukan kesalahan yang sama.
Mari berkaca pada diri sendiri. Tidak ada orang yang tidak pernah melakukan kesalahan, demikian juga saya. Sayapun bisa melakukan hal yang sama..tapi bukan begini persahabatan yang saya inginkan
Saya sungguh kecewa...maaf saya tidak bisa menjadi temanmu lagi..