10.30.2012

Cara Arif Menghadapi Debat Kusir

Di Tiongkok pernah ada seorang Guru yang sangat dihormati karena tegas dan jujur. Suatu hari, 2 orang murid menghadap guru. Mereka bertengkar hebat dan nyaris beradu fisik. Keduanya berdebat tentang hitungan 3x7. Murid pandai mengatakan 21. Murid yang bodoh bersikukuh mengatakan 27.

Murid bodoh menantang murid pandai untuk meminta guru sebagai jurinya untuk mengetahui siapa yang benar diantara mereka, sambil si bodoh mengatakan "Jika saya yang benar, 3 x 7 = 27 maka engkau harus mau dicambuk 10 kali oleh Guru, tapi jika kamu yang benar (3x7 = 21) maka saya bersedia untuk memenggal kepala saya sendiri hahaha...." demikian si bodoh menantang dengan sangat yakin.

"Katakan Guru mana yang benar? tanya murid bodoh.

Ternyata Guru memvonis cambuk 10 kali bagi murid yang pandai (orang yang menjawab 21). Si murid pandai protes keras!. Guru menjawab "Hukuman ini bukan untuk hasil hitunganmu, tapi untuk KETIDAKARIFANmu yang maunya berdebat dengan orang bodoh yang tidak tau kalo 3x7 adalah 21.

Guru melanjutkan, "Lebih baik melihatmu dicambuk dan menjadi ARIF daripada Guru harus melihat 1 nyawa terbuang sia-sia".

Pesan Hati :
Jika kita sibuk memperdebatkan sesuatu yang tidak berguna berarti kita juga sama salahnya atau bahkan lebih salah daripada orang yang memulai berdebatan, sebab dengan sadar kita membuang waktu dan energi untuk hal yang tidak perlu.

Berdebat atau bertengkar untuk hal yang tidak ada gunanya hanya akan menguras energi percuma. Ada saatnya kita diam untuk menghindari perdebatan atau pertengkaran yang sia-sia.

Diam bukan berarti kalah, bukan? Memang tidak mudah, tapi janganlah sekali kali berdebat dengan orang bodoh yang tidak menguasai permasalahan.

"Merupakan suatu kearifan bagi orang yang bisa mengkontrol diri dan menghindari kemarahan atas suatu kebodohan"

sumber : google

Related Posts:

  • Buta Kau tidak akan bisa melihat cerahnya matahari pagi yang muncul di peraduan Kau tidak akan bisa membedakan antara pelangi dan musim gugur Kau tid… Read More
  • Pandangan Pertama  Di sebuah gerbong kereta api yg penuh, seorang pemuda berusia ± 24 tahun melepaskan pandangannya melalui jendela. Ia begitu takjub melihat … Read More
  • Receh Untuk UNICEF  Bagi kamu yang tinggal di kawasan Jabodetak pasti tidak asing lagi dengan minimarket Indomaret yang selalu ada didampingi pesaingnya, Alfama… Read More
  • Tidak Ada Yang Abadi Ini bukan lagu Peterpan, Tidak Ada Yang Abadi. Ini hanya perenungan saya saja. Bahwa apa yang kita miliki tidak sepenuhnya milik kita. Semua hanya… Read More
  • Menghapus Prasangka Membaca status seorang teman hari ini, tentang sebuah prasangka buruk yang dialamatkan kepada dirinya, tanpa menanyakan dulu kebenaranya. Tak hera… Read More

6 comments:

ani rostiani said...

yup setuju ... kearifan akan membuat kita terhindar dari debat yang percuma.
(suka cape lihat acara debat di televisi, sebab jadi banyak yang debat kusir.

Claude C Kenni said...

Jadi kalo ada yg debat kusirnya, bagusnya kita cambuk aja...terus tinggalin *ngaco

Isti said...

@annie : makasih mba atas kunjungannya.

@Clude C.Kenni : cerita diatas hanya sebuah kiasan, tidak bisa diartikan secara "telanjang". Point cerita diatas ya pesan Hati itu. Makasih ya sudah berkunjung :)

Rico Ade Mandana said...

ternyata bisa jadi orang pintar itu tidak arip ya mbak :)
wah dapat pelajaran baru siang ini

Yusran Darmawan said...

tulisan yg inspiratif. makasih krn udah berbagi.

GOKMA P. SIMAMORA said...

Mantap dan inspiratif