12.30.2008

Harapan di Hari Ulang Tahun

31 Desember besok aku sudah 29 tahun. hm...sudah tua. Kadang aku ingin menghentikan umurku agar tidak bertambah. Tapi inilah hidup...berjalan terus tanpa peduli bahwa kita butuh waktu sejenak untuk berhenti.
Ulang tahun ini rasanya hampa..tanpa ada warna-warni seperti di tahun-tahun sebelumnya. Tapi inilah yang kuinginkan. Tanpa perayaaan. Tanpa gegap gempita. Walaupun akan ada ucapan selamat dari suami, ibu, kakak dan abangku. Aku harap mereka tidak lupa ulang tahunku di akhir tahun ini.
29 tahun..i feel nothing. Empty. Kosong. Kadang merasa bosan. Sampai sekarang aku belum menemukan apa yang kumau. Belum meraih apa-apa. Belum berani mengejar mimpi-mimpi sendiri.
Hey! Wake up! Mungkin inilah saatnya untuk Time to change. brrr..........
Ayo membuat resolusi ditahun 2009..

12.24.2008

Cerita TKW kerja di Qatar


Akhirnya aku pulang juga ke Indonesia, setelah sebulan aku berada di Qatar. Meninggalkan rutinitas dan meninggalkan suami tercinta. Pergi ke Qatar buatku sekalian liburan walaupun ada kewajiban lain yakni menjaga keponakan. Doha begitu indah. Begitu tertata rapi. Dan pantai favoriku, Corniche Beach, begitu memukau, memberikan kesan yang sangat mendalam buatku. Pantai yang bersih dan indah dikelilingi oleh gedung-gedung modern dan taman yang asri.
Disana lalu lintas begitu teratur. Tidak ada berlomba-lomba untuk saling mendahului karena semua memang ada aturannya. Misalnya, mobil yang berasal dari jalan besar masuk ke jalan kecil harus didahului, tidak boleh melewati garis jalur putih, dan tidak boleh melanggar lampu merah. Kalau melanggar lampu merah bisa denda 6000 riyal, yakni 18 juta rupiah. Hm.. besar juga. Dan peraturan disana tidak seperti di Indonesia yang dibuat tidak dilaksanakan tetapi benar-benar diterapkan. Dan satu lagi, disana jarang sekali sepeda motor yang seliweran kayak di Jakarta dan bikin macet.

Nah..sudah empat hari aku sampai di Jakarta, tapi rasanya keindahan dan kenangan tentang Doha masih terbayang-bayang.

Yeah.. life must go on..waktu memang terus berjalan dan inilah waktu untuk kembali ke kehidupan nyata. 19 Desember aku dan ibu pulang dengan menaiki pesawat Etihad Airways dengan jam berangkat pukul 23.00. Tetapi kami sampai di bandara terlalu cepat sehingga harus menunggu 2 jam sebelum berangkat. Aku duduk di ruang tunggu bersama penumpang yang lain. Ternyata orang yang disebelahku ini orang Indonesia yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga.

"Udah lama kerja di Qatar"? tanyaku
"Baru setahun mbak" jawabnya
"Bisa bahasa arab?"
"Bisa, ada kursus 2 bulan. Alhamdulillah saya udah bisa".
"Kenapa pulang mbak?" tanyaku
"Aku ga betah mbak.. majikanku suka mabok. Dia baru cerai dari istrinya 3 bulan lalu. Istrinya udah ga tinggal sama dia."
"Kamu pernah diapa-apain sama dia?" tanyaku malu-malu
"Alhamdulillah ga mbak. Tapi dia kalo mabok suka marah-marah, teriak-teriak. Belum lagi anaknya bandel-bandel."
"Oh...." gumamku.

Tidak lama kemudian dia cerita. Kalau ada temannya sesama pembantu sekarang hamil 5 bulan.
"Dia diperkosa?" tanyaku. Maklumlah, kita sering dengar kalau pembantu suka diperkosa oleh majikan yang orang Arab.
"Bukan mbak. Dia dapat majikan baik. Cuma dia pacaran sama orang Egypt (Mesir) padahal udah punya suami di kampung. Tapi dia hamil sama orang Sudan".
"Lo...kok bisa?" tanyaku penasaran
"Soalnya kalo majikannya lagi keluar rumah, dia suka telepon ke orang Sudan untuk datang kerumah majikannya. Trus mereka pacaran disitu mbak.."
"Kalo gitu, dianya yang keganjenan" kataku sebel
"Dia mau karena dibayar mbak. semalam bisa 2000 riyal" kata teman disebelahku ini.
"Apa? oh my God.."
Bisa dibayangkan berapa besarnya uang itu. Dua ribu riyal sama dengan 6 juta rupiah! Aku memang tidak bisa memastikan cerita ini. Tapi, mungkin dapat disimpulkan bahwa tidak semua pembantu yang hamil itu karena diperkosa. Ternyata ada juga yang nyambi jadi pelacur. Ups. sori mungkin terlalu kasar.. tapi memang inilah kenyataannya.
Itulah fenomena tenaga kerja Indonesia di luar negeri. Ada suka dan duka. Tenaga kerja kerja Indonesia yang bekerja di Qatar sekitar 30.000 orang, mulai dari pembantu rumah tangga sampai ekspatriat (tenaga ahli). Kebanyakan orang Indonesia yang bekerja menjadi ekspatriat bekerja di perusahaan minyak dan gas yang merupakan sumber utama kekayaan alam negara Qatar. Tetapi secara berlahan, sekarang orang Indonesia mulai bekerja di berbagai lini misalnya di bidang telekomunikasi, bank,dll.