4.30.2009

Yang mana Ikon Kota Depok?


Atau


Pernahkan Anda melewati jalan Margonda Depok? Coba perhatikan dengan seksama, banyak sekali foto Bapak Nur Mahmudi Ismail yang terpampang disepanjang jalan. Pernah iseng menghitung? Saya juga belum pernah...capek.. ;)

Saya juga bingung, sejak Pakde Nur Mahmudi memimpin kota Depok, belimbing dinyatakan sebagai ikon kota Depok. Tapi saya sebagai warga yang sudah hampir 4 tahun tinggal disini, belum pernah memakan belimbing Depok.
Ayo.. tebak yang manakah ikon Depok sebenarnya?




4.21.2009

Mimpi...

Sulit bagiku untuk mengurai ini semua, karena ini kualami 2 tahun yang lalu. Dan yang paling berat ketika aku menyadari bahwa mimpiku menjadi kenyataan. Aku sendiri pada dasarnya tidak mempercayai mimpi. Mimpi bagiku adalah bunga tidur ketika orang sedang terlelap dalam tidurnya.
Adalah tentang ayah...ketika aku harus meninggalkan ayah dan ibu di Medan, aku selalu sedih ketika mengingat mereka. Mengingat bahwa mereka telah menjadi bagian dari hidupku yang tidak terpisahkan. Mengingat bahwa mereka adalah bagian terpenting dalam hidupku.
Mimpi itu...ya..aku bermimpi aneh sekali malam itu. Aku bermimpi ayah dan dua orang yang tidak aku kenal (dalam mimpi itu berwarna hitam) pergi menunaikan ibadah haji. Dan ketika mereka selesai menjalankan haji, ayah dan dua orang temannya itu meninggal dunia. Aku shock, sedih...aku tahu setiap manusia pasti akan meninggal.. tapi rasanya aku belum siap..
Mimpi itu aku ceritakan kepada kakak dan abangku. Tapi tidak kepada ibu dan ayahku
Empat bulan kemudian, ketika aku sudah lupa akan mimpi itu...ayahku mengeluh dadanya sakit..dadanya sesak..Lantas aku menyarankan untuk istirahat dan jangan stress. Kondisi ayahku terus memburuk, dan aku harus pulang ke Medan. Kakakku ternyata masih ingat dengan mimpi itu...dan akupun terus berdoa agar yang aku mimpikan hanyalah bunga tidur..bukan sinyal dari Tuhan...
Hanya selang beberapa hari dari sakitnya, ayahku dipanggil Yang Maha Kuasa. Begitu cepat..dan akupun teringat akan mimpiku..2 orang dalam mimpi itu adalah adik ayahku yang meninggal hanya selang kurang dari 40 hari.
Aku hanya bisa menduga, mimpiku hanyalah sinyal dari Tuhan..Walau terasa sedih...

4.17.2009

Outsourced

Belakangan ini aku memiliki ketertarikan dengan sesuatu yang berbau "India". Bukan gara-gara aku baru nonton film Slumdog Millionaire yang keren itu..tapi rasanya ada sesuatu yang menarik aja. Apa mungkin aku baru ketemu temen orang Pakistan? yang juga satu rumpun dengan orang India? Hm..ga tau juga...

Nah, aku baru nonton film Outsourced. Film ini masih ada berbau India juga..eh..ga enak juga ngomongin bau terus..wangi deh..wangi kapulaga..;)). Film ini menceritakan tentang orang Amerika yang tinggal di India. Dia bekerja sebagai manajer pusat layanan pelanggan untuk melatih penggantinya.

Awalnya Todd, si bule Amerika itu stress tinggal di India, karena adanya perbedaan budaya dan kebiasaan. Terutama soal makanan India yang begitu spicy kurang cocok dengan seleranya. Selain itu, Todd juga dipusingkan dengan rendahnya kualitas jasa pelayanan yang diberikan karyawannya kepada customer. Ada yang suka ngegombal sampe ngajak kawin segala, ada yang suka marah-marah. x-c
Atas saran temannya, Todd berusaha mempelajari budaya India. Diapun menanyakan kepada karyawannya apa yang dapat memotivasi mereka untuk bekerja lebih baik. Ada yang minta diperbolehkan menaruh foto keluarganya di meja kerja, ada yang minta diperbolehkan membawa murtis (itu lo...sapinya) ;), ada yang minta barang sisa dari perusahaan diberikan kepada mereka. Permintaan yang terakhir ini membuat Todd kaget juga, itu barang murahan bo.... dan mereka suka yang berbau western gitu..(bau lagi dah..)
Kalo film ga ada cinta-cintaan ga seru. Nah, Todd jatuh cinta dengan gadis India bernama Asha. Tapi sayang, cewek ini ternyata sudah dijodohkan dengan orang tuanya ketika dia masih berumur 4 tahun. Dan si cewek berharap ketika menikah dia bisa belajar mencintai suaminya. Nah lo...
Film ini lumayan buat senyum-senyum sendiri, asal jangan sampe gila aja ..hehehe..

4.13.2009

Perampokan yang berujung Pembunuhan

Aku benar-benar kaget ketika kakakku memberi tahu bahwa Guru Besar Universitas Sumatera Utara (USU) Prof. Bachtiar Hasan Miraza mengalami perampokan di rumahnya di Kompleks Perumahan Dosen USU. Istrinya, Ny. Naya Miraza meninggal di TKP dengan luka parah disekitar leher dan perut, sementara Bapak Bachtiar mengalami luka yang cukup serius dibagian kepala. Cucu beliau yang saat itu berada dirumah, tidak mengalami cedera dan segera melaporkan peristiwa itu kepada kerabat terdekat.
Walau informasi yang diperoleh masih simpang siur, karena kasus ini sedang diselidiki oleh pihak Kepolisian setempat, apa motif dibalik pembunuhan ini. Tetapi dari informasi yang kuperoleh, para maling ini orang yang sudah tahu keadaan rumah, dan ada kemungkinan adanya orang dalam atau pernah bekerja dengan beliau. Tapi apapun motifnya, aku berharap polisi segera mengungkap kasus ini dan menindak tegas pelakunya.
Aku sendiri sudah lama mengenal sosok pasangan Bapak Bachtiar dan istrinya. Mereka adalah sahabat almarhum ayahku. Sehingga dari kecil aku sudah sering main ke rumah mereka yang asri. Bahkan Pak Bachtiar masih ingat cita-citaku sewaktu kecil yakni menjadi pramugari. Ny. Naya sendiri adalah sosok ibu yang cantik,ramah, dan lembut. Aku sendiri suka mengagumi kecantikannya ketika berbicara denganku.
Sementara Bapak Bachtiar adalah salah satu dosen favoritku sewaktu kuliah. Kalau ada mata kuliah Pak Bachtiar, aku sangat antusias untuk hadir. Mendengarkan konsep ekonomi mikro dan makro yang beliau paparkan sangat membuka wawasan para siswanya. Sehingga ada temanku yang berkomentar, rasanya tidak perlu menonton berita di tv, karena kita sudah memperolehnya dari Pak Bachtiar.
Dan, sekarang Pak Bachtiar masih terbaring di RS. Beliau sangat shock dan terpukul dengan peristiwa ini yang hingga mengorbankan nyawa istri tercinta. Aku sendiripun masih shock dengan berita ini. Aku hanya berharap dan berdoa di kejauhan semoga amal ibadah Ny.Naya diterima disisi Allah SWT dan kepada keluarga diberikan ketabahan. Amien.

4.10.2009

Kenangan di Doha; carno?

Kadang ketika aku sendiri, aku rindu akan Doha. Rindu akan keponakanku yang lucu-lucu, rindu akan kota Doha itu sendiri, dimana berbagai macam suku bangsa di dunia ada disana, sehingga kita seperti melihat wajah perwakilan dari seluruh dunia. Ada India, Filipina, Arab, Bule sampai orang Afrika. Amazing...
Dan ada satu kisah lucu yang tidak bisa aku lupa selama disana. Waktu itu, aku, ibu, dan dua orang keponakanku mau jalan-jalan. Untuk mengetahui arah jalan, kami membuka peta. Dan ternyata mal yang paling dekat dengan rumah adalah Landmark. Kami pun berangkat dengan menggunakan taxi. Perjalananan ditempuh selama 15 menit. Tidak lama, dan cuma 11 riyal. Cukup murah.
Supir taxi yang mengantar kami ternyata berasal dari Nepal. Ibuku mencoba beramah tamah dengannya walau dengan bahasa inggris yang ala kadarnya :)
Sesampainya di Landmark, kami belanja di Carrefour. Jumpa dengan orang yang mirip sekali dengan orang Indonesia. Mereka memandang dan tersenyum kearah kami. Ibuku langsung merasa ada "teman".."isti, ada orang Indonesia disana..liat tuh.."
Aku berusaha menjelaskan bahwa mereka bukan orang Indonesia, tetapi orang Filipina. Tentu saja kita mirip, wong kita berasal dari Asia. Asia Face. Begitu kataku ketika ada orang yang menebak aku orang Filipina.
Disana memang banyak sekali orang Filipina. Mulai dari pembantu rumah tangga, sampai yang jadi expatriat. Untuk pekerja middle position mayoritas orang Filipina dan India.
Setelah selesai belanja, kami hendak pulang dan menunggu taxi di luar mal. Ukh.. ternyata lama banget. Eh, ada orang India yang manggil-manggil. Taxi ilegal. Oke deh ayok aja, daripada gak pulang ;)
Setelah negosiasi tarif, kamipun lansung naik. Ibuku duduk depan. Kami bertiga duduk dibelakang. "Carno?" tanya si India membuka percakapan. Ibuku bingung..maksudnya apa ya? Apa jangan-jangan dia tahu sama Soekarno? Kok dia bisa tahu?. Ditengah kebingungan, ibuku nanya "do you know Soekarno? the first President of Indonesia?"
Si India kelihatan bingung..kami dibelakang tertawa-tawa. Karena maksud si India apakah kami punya mobil atau tidak?. Disana orang menggunakan bahasa inggris tanpa mengindahkan grammer.
Akhirnya keponakanku yang kelas 3 sd yang menjawab "nobody couldnt drive to here" hehe..selamat deh...
Walau begitu, ibuku dan si India terlihat sangat akrab. Mereka memulai dengan percakapan tentang Sarukh Khan, tulisan Arab, dia kira kami dari Malaysia gara-gara dia pernah ke Malaysia. Padahal bahasa inggris ibuku dan si India sama-sama parah...
Tapi itulah komunikasi.. kalo masih gak ngerti pake bahasa tangan..
hehe
i miss u doha...

4.06.2009

Traveler's Tale; Belok Kanan : Bercelona!


Aku baru saja selesai baca novel Traveler's Tale Belok Kanan : Bercelona, karangan 4 orang sekawan yaitu Adhitya Mulia, Alaya Setya, Iman Hidajat dan Ninit Yunita.

Novel ini keren banget. Selain menceritakan persahabatan 4 orang sekawan antara Yusuf, Farah, Retno dan Francis, kita diajak berkeliling dari satu negara ke negara lain mulai dari Hungaria, Cape Town (Afrika Selatan), Kopenhagen hingga ke Bercelona.


Cerita diawali dengan undangan pernikahan yang disampaikan oleh Francis ke teman-temanya via email. Sehingga "memaksa" teman-temannya untuk datang menghadiri pernikahannya. Masing-masing mereka memiliki misi tersendiri untuk datang ke pernikahan Francis walau melintasi bagian dunia.
Farah yang sedang bertugas di Budapest, Hungaria merasa terpanggil untuk datang ke Bercelona, untuk mengutarakan misinya "menghentikan" pernikahan itu, karena diam-diam Farah telah lama memendam rasa kepada Francis.
Sementara Yusuf berniat untuk menghentikan niat Farah, cinta masa remajanya. Lain lagi dengan Retno, dia datang sebagai "sahabat" dan ingin tahu calon Francis, "is she better than me?". Maklumlah, Francis telah 2 kali menyatakan cinta kepada Retno dan dua kali ditolak mentah-mentah oleh Retno.
Kisah cinta mereka yang dimulai sejak kecil antara Yusuf ke Farah, Farah ke Francis dan Francis ke Retno memiliki keunikan tersendiri selain cerita tentang perjalanan dan perjuangan mereka ke Bercelona. Bagaiman Yusuf bisa nyasar ke bar gay, atau bagaiman Farah datang ke Amsterdam yang dijuluki "sin city" menyaksikan "wanita yang dipajang".

Membaca buku ini menjadikan inspirasi buat aku untuk melakukan traveling, membaca buka tentang traveling, mendatangi tempat-tempat baru, dimana katanya "travel teacher how to see" ceile...
Dan tokoh gokil dibuku ini yakni si Ucup, yang kuduga ada Adhitya Mulia akhirnya menikah dengan Farah, menjadikan aku jatuh cinta sama pasangan ini dan mulai memburu buku-buku mereka...