6.27.2011

Meriahnya Jakarnaval HUT 484



Setelah sekian tahun tinggal di Jakarta, baru kali ini saya menyaksikan Jakarnaval. Jakarta karnaval ini diadakan dalam rangka ulang tahun DKI Jakarta yang ke-484. Diikuti lebih dari 100 peserta, dengan beragam budaya dari seluruh Indonesia, mobil hias,mobil antik, dan berbagai aktraksi lainnya.



Ribuan warga antusias menyaksikan perayaan ini. Sayapun berlagak bak jurnalis yang menenteng kamera kemana-mana seakan tidak mau ketinggalan momen. Saya bersama ribuan warga menunggu disekitar area Monas, salah satu rute yang dilewati pawai.

Monas berubah menjadi tempat menjual beraneka jajanan, bahkan bajai yang jarang saya temukan, hari itu bebas hilir mudik


Jakarnaval tahun ini mengangkat tema Harmoni Ragam Jakarta dan diprakarsai oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) DKI Jakarta. Disini, tidak hanya budaya betawi yang berperan, tapi juga ada di Aceh, Batak, Jawa Timur, serta Papua.






6.22.2011

Dirgahayu Jakarta!




Hari ini, tertanggal 22 Juni 2011, saya mengucapkan Selamat Dirgahayu Jakarta ke 484. Twitter, Facebook hari ini dipenuhi dengan ucapan Selamat Ulang tahun Jakarta. Bagimana wajah Jakarta hari ini?

Hari ini, seperti biasa, Jakarta tetap macet. Malah biasanya, Lenteng Agung yang biasa saya lewati lengang, hari ini menjadi macet. Macet di Jakarta ini merupakan salah satu masalah terbesar yang dihadapi Jakarta. Gak heran, kalo kepuasan penikmat jalan di Jakarta adalah yang terendah di dunia.

Buat saya, pekerja yang mencari nafkah di Jakarta, macet merupakan masalah besar yang harus dihadapi sehari-hari. Menjadi serba salah. Mau naik kendaraan pribadi, harga minyak mau dinaikkan, kalo mau naik kereta api, harus rela berdempet dempetan atau kecopetan sekalian. Mau naik angkutan umum, juga harus bersedia dempet dempetan di tengah gemuruh asap knalpot hitam. uff....


Oh Jakarta, masalah transportasi massal memang menjadi masalah pelik. Seharusnya di umurmu yang sudah 484 tahun, Jakarta sudah punya transportasi massal yang nyaman, murah dan cepat. Kebanyang dong, Kuala Lumpur dan Singapore aja sudah punya MRT (Mass rapid Transit). Negara tetangga yang tingkat ekonominya beda-beda tipis sama kita. Apakah ini mimpi tingkat tinggi? Ayo dong Pak Gubernur, wujudkan mimpi ini. Dikau akan dikenang sepanjang masa #halah!

Tapi dilain sisi, Jakarta sebagai ibukota negara Indonesia memang menampilkan dirinya sebagai kota metropolitan. Lihat saja gedung-gedung tinggi yang ada di pusat perkantoran Kuningan dan Sudirman. Dan mall-mall keren nan mewah yang ada di pusat kota. Gak kalah sama yang di Singapore! Serta adanya jalan layang yang bertingkat-tingkat membuat kota Jakarta menjadi kota sibuk. Walaupun ditengah kolong jembatan layang itu banyak sekali rumah kumuh yang berdiri. *sigh*

By the Way, apapun wajah Jakarta kelak, patutnya kita mengucapkan Dirgahayu Jakarta. Semoga menjadi kota metropolitan yang berbudaya dan bebas macet!

Gambar diambil dari sini

6.14.2011

Heart Attack




Biasanya rasa syukur kita dapatkan ketika kita melihat kebawah. Sehingga sering kita dengar nasihat yang mengatakan, "bersyukurlah kamu, lihatlah ke bawah. Kamu lebih beruntung dari mereka".

Tapi kali ini aku merasakan syukur tanpa harus melihat kebawah. Tanpa harus merasa aku lebih baik dari mereka. Aku bersyukur karena kebesaran Tuhan yang begitu baik padaku.

Belakangan ini, rasanya hatiku mendapat serangan yang begitu hebat. Heart Attack dari beberapa peristiwa yang kualami. Mungkin hati ini sudah lembam karena terus menerus diserang dari berbagai penjuru. Aku sudah menangis karena shock.

Tapi dari peristiwa itu, aku mendapat pelajaran yang berharga. Di tengah rasa muak akan cerita yang tidak aku pahami, aku mencoba menggali hikmah untuk diriku sendiri. Dan bersyukur, Tuhan melindungiku dengan cara yang indah. Baru sekarang aku mengerti.


Buat kamu yang menemaniku pada saat itu, menyaksikan hatiku terluka karena shock, terima kasih telah memberiku pelajaran hati yang sangat berharga. Kita telah melewati beragam peristiwa bersama. Aku pikir, aku tak mampu menggenggam janji itu, tanganku melemah setiap dentuman peristiwa menghampiri. Tapi kau mengulurkan tanganmu erat mencengkram, meyakinkan aku, bahwa kau tidak akan pernah meninggalkan aku. Dan itu cukup buatku.

Sisanya, aku tidak peduli.

6.07.2011

Hujan yang mengusik


Baru kali ini saya benci hujan. Biasanya, walau hujan turun dan membuat saya basah kuyup, saya tetap suka suara gemercik hujan, suka akan rinainya.Tapi kali ini hujan membuyarkan rencana jalan-jalan saya. Itu yang membuat saya gak suka.

Perjalanan ke Singapore yang telah kami rencanakan, bersama 3 orang teman saya, buyar ketika hampir setiap pagi hujan deras mengguyur Singapore. Kami hanya berharap hujan akan segera berhenti. Sebagai gantinya, kami jalan-jalan di pusat pembelanjan, seperti Orchard dan Mustafa.

Padahal buat saya, yang namanya mall dimana-mana sama aja. Banyak mall-mall bagus di Jakarta yang gak kalah keren dibandingkan dengan yang di Singapore. Tapi daripada bengong di hostel, gak mau kan?


Selain hujan yang membuat saya bete, parahnya, saya sakit disana. Sebenarnya sebelum berangkat, saya sudah sakit. Sakit tulang belakang yang membuat nyeri pinggang dan punggung saya. Kata dokter, saya harus fisioterapi selama seminggu. Tapi karena tiket yang sudah terlanjur dibeli dan tidak bisa dikembalikan, jadinya saya memutuskan untuk berangkat. Berharap obat anti nyeri dari dokter dapat membuat saya sembuh.

Puncaknya, di hari terakhir saya demam. Teman-teman saya pergi shopping membeli oleh-oleh, saya tidur di hostel tempat kami menginap. Pukul 1 mereka kembali dan masih ada sisa 8 jam lagi untuk pulang ke Jakarta. Jadinya kami pergi ke Sentosa Island. Dan lagi-lagi, ketika sedang jalan-jalan dan asyik berphoto ria, rasa nyeri yang luar biasa memaksa saya untuk istirahat. Saya mencari tempat duduk di tempat penjual minum. Benar-benar tidak berdaya.

Ketika sakit, rumah memang tempat yang terbaik


Cerita tentang jalan-jalan di Singapore akan saya posting di blog satu lagi ya lovely travelling