3.30.2011

Beragam Cerita TKI Bekerja di Qatar


Saat ini Qatar merupakan incaran para pekerja dari belahan dunia, termasuk Indonesia. Negara yang saat ini merupakan negara berpendapatan kedua tertinggi di dunia ini menjadi harapan baru ditengah keterpurukan ekonomi di Eropa dan beberapa negara lainnya. Tak heran, banyak para pekerja yang mulai melirik peluang kerja di Doha, Qatar

Saat ini, orang Indonesia yang bekerja di Qatar bukan hanya para pekerja informal tapi ada juga yang menjadi ekspatriat (tenaga ahli) di berbagai perusahaan, misal di perusahaan Minyak dan Gas, Telekomunikasi, Bank, Penerbangan, dll. Bahkan pilot pribadi Emir (Raja) Qatar salah satunya adalah WNI. Bangga juga ya..


Penduduk Qatar sendiri hanya berjumlah 400 ribu, sementara orang Indonesia yang berada disana sekitar 25.000. Yang bekerja di Qatar Petroleum (perusahaan minyak) ada sekitar 200 orang (termasuk abang saya). Sepertinya jumlah ini akan bertambah terus mengingat kondisi ekonomi Indonesia yang tak pasti dan mereka yang tergiur dengan gaji besar :D

Biasanya orang Indonesia berkumpulnya di pengajian. Ada pengajian anak-anak juga yang diadakan setiap hari Sabtu di Kaifa. Yang paling saya suka di Kaifa inilah adalah gedungnya yang unik, seperti spiral, terutama pada saat malam hari. Lampu remang-remang yang dipasang semakin memperkuat keunikan gedung ini.



Disini ada juga toko yang menjual produk Indonesia, seperti kecap Bango, Teh Kotak Sosro,Indomie. Barang-barang ini bisa didapat di toko Jakarta dan Qatindo (Qatar Indonesia). Restaurant Padang pun sudah ada disini. Tapi kalau makanan Padang sih dimana-mana ada, kalau di bulan ada penduduknya pasti makanan padang juga ada disana hehe...

3.22.2011

Asosial



Sejak saya pindah ke Jakarta, saya jadi nyaris ga punya sahabat. Teman-teman dekat saya semua tinggal di Medan. Ada beberapa teman masa kecil yang kerja di Jakarta, tapi mereka tinggal berjauhan dan sangat sibuk. Sulit sekali untuk bisa janjian bertemu.

Lalu,untuk mengisi waktu, saya berkenalan dengan dunia blogging dan media sosial lainnya. Facebook, Twitter dan yahoo messanger menjadi alat komunikasi yang baru buat saya. Disini saya banyak bertemu dengan teman-teman baru, teman maya.


Berlahan, entah mengapa, saya lebih suka berteman dengan teman maya daripada teman real. Ada beberapa peristiwa dalam hidup saya, yang membuat saya sulit untuk percaya dengan orang lain. Saya pernah dikhianati. Dan itu membuat saya sangat hati-hati dalam memilih sahabat.Buat saya, sahabat itu dimana saya memiliki keterikatan emosi yang kuat dengan dia, tapi juga orang yang bisa saya percayai. Selain itu, lebih mudah bertemu dengan teman maya daripada teman real. hehe..

Padahal pada dasarnya saya suka memiliki banyak teman. Malah saya punya keinginan punya teman dari seluruh Indonesia dan dunia. Pasti seru. Karena saya suka mempelajari keberagaman budaya, agama ataupun kebiasaan.

Dan nyatanya, teman-teman itu saya dapatkan di dunia maya. Bahkan saya punya sahabat di dunia maya. Apakah saya asosial?


Saya rindu dengan masa-masa ketika saya punya banyak teman, dimana kami bisa nonton bareng, bisa curhat sehari semalem, atau sekedar saling mencela.

3.17.2011

I need to Restart My Life




Sudah 2 minggu aku kembali ke tanah air. Tapi rasanya sisa-sisa kemarin belum juga hilang. Seperti dentuman dalam tubuh yang mengguncang semua perasaaan. Aku menjadi begitu lemah, rapuh dan tak bergairah untuk menata hari.

Kondisi ini diperparah dengan sakit pinggang yang kualami. Nyeri yang luar biasa sehingga memaksaku untuk mengurangi aktivitasku. Mungkin ini diakibatkan karena banyak duduk dan kurang minum air putih. Ternyata sakit membuat kita lebih bersyukur untuk menghargai arti sehat. Untuk itu, jagalah kesehatan anda.


Semua yang berlalu, biarlah berlalu. Biarkan saja dia menjadi kenangan. Entah itu kenangan jelek ataupun kenangan yang indah, karena semua kenangan itu akan membentuk diri kita seperti sekarang. Makanya saya tidak ingin menyesali apapun disini. Semua pasti ada hikmahnya.

Ada beberapa rencana hidup yang telah saya susun untuk membangkitkan diri saya sendiri. Dan yang paling konyol dari semua keinginan itu adalah keinginan saya untuk belajar bermain gitar! Jangan ketawakan saya yang baru umur segini punya keinginan belajar bermain gitar. Karena musik itu indah. Dia bisa menghapus segala kegalauan dan ekspresi dari beragam perasaan.

Dan setiap orang main gitar saya suka kagum diam-diam. Bahkan saya bisa kagum sama pengamen yang permainan gitarnya bagus, yang selalu saya temui di bis kota. Makanya untuk menghargai permainan musik mereka saya selalu memberi uang kepada mereka.

Itu hanya segelintir rencana hidup saya. Saya percaya, jika kita tidak punya tujuan atau cita-cita hidup kita akan terasa hambar. So, Let's make Your Dream!

3.11.2011

Serangkaian Doa yang Terjawab



Pernahkah kalian meminta kepada Tuhan serangkaian doa yang saling terhubung? Dan pernahkah kalian merasa sangat kecewa bahwa ketika hanya satu dari doa itu yang tidak dikabulkan?

Inilah yang baru saja kualami. Aku sendiri takjub dengan terkabulnya doa-doa itu sekaligus. Rasanya ga pantas aku tidak bersyukur kepada Tuhan yang telah begitu pemurah. "Akan Kutambah nikmatku jika kalian bersyukur" itu janji Allah kepada umatnya.

Serangkaian doa ini terkabul ketika aku mulai rajin bersedekah.Aku mendapat rejeki yang lumayan besar. Dan dari uang itu kusisihkan buat orang-orang sekitarku yang membutuhkan. Bahkan tak jarang, aku sedang dalam kondisi sedih, aku menghibur diriku dengan bersedekah. Senang rasanya melihat orang lain bisa tersenyum dan bisa meringankan sedikit beban mereka.

Doa kedua terkabul ketika aku mendapatkan pekerjaan.Rasanya begitu senang memiliki kembali wadah untuk aktualisasi diri. Walau bukan uang yang menjadi tujuan utamaku dalam bekerja, aku hanya ingin bisa bermanfaat buat orang lain dengan kemampuanku.

Doa ketiga, terwujud ketika aku mendapat kesempatan lagi pergi ke Doha, Qatar. Doha, seperti punya magnet sendiri buatku. Aku begitu terkesan disana. Kota itu membuka mata dan pikiranku. Betapa girangnya aku, ketika abangku yang kebetulan kerja disana mengajak aku dan ibu untuk liburan kesana.

Doa keempat, aku minta sama Allah agar aku punya teman cewek orang Indonesia yang tinggal di Doha. Tak disangka, aku bertemu dengan seseorang di internet. Saling sapa, lalu chatting, dan janjian ketemu di Doha. So Amazing!

Ini doa terakhir, doa kelima. Aku minta agar aku bisa bertemu teman chatting yang sudah 2 tahun menemaniku, sekali dalam seumur hidupku. Aku ingin pertemuan dengan dia adalah pertemuan yang indah. Aku hanya ingin melihat dia langsung, dengan mata kepalaku sendiri. Dia sahabatku, teman curhat, teman sharing, teman yang selalu ada buatku, walau dia jauh secara fisik.

Dari sekian nikmat Tuhan itu, hanya satu yang tidak sesuai dengan harapanku. Dan aku kecewa sekali hingga aku menangis selama 3 hari. Aku ga bisa menceritakan apa yang membuatku kecewa disini, karena memang sangat pribadi.

Tapi akhirnya aku memahami, pasti ada hikmah dibalik semua ini. Itu adalah cara Tuhan menjaga dan melindungiku. Sungguh, tidak pantas aku ingkar atas nikmat Tuhan.

3.04.2011

Doha : The city of Flying Landcruiser


Doha is the city of Fying Landcruiser. Landcruiser memang menjadi mobil favorit disini. Entah mengapa orang disini pake mobil gede-gede. Jadi kalo ngeliat mobil Honda Jazz kayak mobil-mobilan. Hampir setiap orang di Doha memiliki mobil pribadi. Makanya sulit mencari taksi jika tidak di mall.

Susahnya mendapatkan taksi inilah, membuat saya merana di corniche. Saya janjian dengan seorang teman di corniche. Sebuah taman dengan pemandangan laut lepas. Corniche memang menjadi tempat favorit banyak orang. Selain karena letaknya ditengah kota, gratis, banyak kursi buat kongkow plus ngecengin cowok-cowok berbagai negara yang sileweran. *Dasar ganjen!


Kamipun mengunjungi Museum of Islamic Art yang terletak di corniche. Disini banyak barang-barang sejarah Islam dari berbagai negara. Disana saya ketemu orang Jepang yang sedang motret. Dari jauh saya kira dia orang Indonesia karena profil badannya yang hampir sama. Kamipun berkenalan. Namanya Taci. Lalu kami menjelajah meseum ini bersama-sama. Setelah 1 jam keliling di meseum, saya kelaparan. Saya tanya, rencana dia selanjutnya. Eh, dia malah nawari makan di kantornya! Katanya sih murah dan dekat. Ga perlu naik taksi. Saya pun oke aja ngikuti dia.

Dia cerita kerja di kapal Logos Hope dan menceritakan berbagai pengalamannya yang sudah mengunjungi beberapa negara. Ini memang paling bikin saya iri, pengen dapat kerjaan yang bisa keliling dunia gratis! hehe..

Ternyata jalan disiang bolong gini, cukup ngerasa terbakar, bo! Saya mulai ngomel-ngomel ke dia.
"Masih lama ga? saya udah lapar banget nih. Udah kepanasan, udah kebakar. Seharusnya saya bawa payung nih"
"Dekat lagi kok, itu udah kelihatan dermaganya. Alah kamu bilang disini panas, di Indonesia kan lebih panas lagi" katanya
Gubrak!

Hiks, tapi di Indonesia kan ga pernah jalan disiang bolong begini, ga ada pohon berteduh lagi. Sayapun pasrah. Orang-orang Arab pada ngeliatin kami berdua yang berjalan kaki disiang panas. Dia dengan sepedanya, saya yang ngomel terus menerus. Jadi teringat salah satu adegan di film Korea. Halah!

Fiuh...akhirnya sampai juga. Rasaya muka dah kebakar. Kalau disiram air udah melepuh kali. "dimana makannya?" kata saya
"di dalam kapal.. katanya sambil menunjuk salah satu kapal
Saya mulai takut. Kenapa saya harus percaya sama orang Jepang yang baru saja kenal? Gimana kalo saya dibekap di dalam kapal dan di....... oh Tidakkk

"Gimana kalo kapalnya jalan? tanya saya mulai cemas
"Kau kira aku mau menculikmu? Kau bilang kau lapar. Di dalam ada restaurant dan bookfair. Kau pasti suka" katamu mencoba meyakinkan aku

Okelah..saya mencoba mempercayainya. Semua orang menyambut saya ramah. Seakan saya ini tamu penting. Dia memperkenalkan saya keberapa orang temannya dan mereka menggoda Taci pakai bahasa Jepang.

Lalu kamipun masuk ke restaurant di dalam kapal. Entah mengapa nafsu makan saya menguap entah kemana, saya hanya ingin minum banyak-banyak. Entah udah berapa gelas. Tanpa malu.

Beberapa orang bergabung di meja kami. Ada yang dari Ekuador, Italy dan Indonesia. Saya pun bertanya apa misi kapal ini, siapa yang mendanai, apa kegiatan dan bla bla lainnya. Rencananya tahun depan mereka akan ke Indonesia.

Lalu, saya diajak ke bookfair yang ada di lantai bawah. Buku-bukunya cukup murah dan beragam. Kalau tidak mengingat kapasitas tas, pasti udah borong buku. Jadinya saya hanya melihat lihat saja.

Hari menjelang sore, sayapun bergegas pulang. Saya katakan pada Taci, saya ga mau jalan kaki lagi. Dia pun mengantar saya ke bus station disekitar kapal. "Tidak usah membayar apa-apa, ini bagian dari service kami" katanya. Tak lupa, kami pun photo berdua untuk kenang-kenangan dan tukar-tukaran email.


Sesampai di corniche saya berencana pulang naik taksi. Sayapun berdiri manis didepan taman. Tapi ampun dj....udah sejam nungguin taksi ga ada yang lewat. Kalopun lewat, sudah ada penumpangnya.

Udara di Doha cukup bersahabat. Masih sekitar 24-27 derajat celcius. Tapi angin kencang disana cukup bisa bikin masuk angin. Dingin pula! Rasanya sudah hampir membeku. Sudah menjelang malam, akhirnya saya memutuskan untuk menelpon abang saya untuk menjemput.

Ga ada pilihan lain. Daripada saya membeku disini sebelum pulang, lebih baik saya minta pertolongan. Jarak rumah dan corniche cukup jauh.Kalau lancar bisa 30 menit. Akhirnya ketika abang datang menjemput, saya sudah diam membatu. Dingin banget bo!

Cerita tentang Doha bisa dilihat juga disini :

Villagio : Sungai di Dalam Mall

Hati-hati Jalan Sendirian di Doha