Sudah beberapa kali Indonesia melaksanakan pesta demokrasi sejak runtuhnya jaman orde baru, kami sekeluarga selalu memilih partai yang berbeda. Walau selalu diselingi dengan berdebatan bahwa jagoan kami yang paling hebat, tapi kami tetap akur-akur aja sekeluarga.
Kalo dulu sih, karena orang tua saya PNS, mereka memang 'dipaksa'milih Golkar, tapi setelah tumbangnya pemerintahan pak Harto, ibu saya yang sangat terkagum kagum sama Amien Rais pun memilih PAN. Setiap hari saya mendengar kekaguman ibu tentang Amien Rais. Dan sayapun terpengaruh...saya juga memilih PAN hehe.... Om saya malah gak suka sama Amien Rais..katanya dia cuma OMDO doang, masih bagusan pak Harto. Mungkin om saya pada saat itu masih teringat masa kejayaan pak Harto.
Kalo lebaran juga gitu. Karena beberapa kali di Indonesia Hari Raya Idul Fitri tidak dilaksanakan secara serentak antara Muhammadiyah dan Pemerintah, kami sekluarga sholat Ied nya juga beda-beda. Ibu saya ikut Muhammadiyah, ayah saya ikut Pemerintah. Tidak ada pemaksaan antara satu dengan yang lain. Semuanya sesuai keyakinan masing-masing aja.
Nah, pemilu legislatif kali ini juga seperti tahun-tahun yang lalu. Walau kami sempat berdiskusi di grup Whatsapp keluarga tentang calon pemimpin Indonesia, ternyata pilihan partai kamipun beragam. Ada yang milih PAN, PKS, PDIP dan juga PKB. Tapiiiiii.....untuk calon Presiden kali ini kami satu suara. Kami menjagokan Bapak Joko Widodo (Jokowi) untuk memimpin Indonesia. Kalo ini benar-benar tidak ada perdebatan, kami semua mengagumi Jokowi dan harus mengakui, jika Indonesia ingin perubahan, pilihlah Jokowi. Dia pemimpin yang jelas kerja Nyatanya, bukan omdo doang.
Tentu perbedaan-perbedaan ini tidak hanya terjadi di keluarga saya saja.Kemarin saya nonton Mata Najwa, ternyata Ahmad Dhani juga gitu. Dia yang jelas-jelas juru kampanye PKB, ternyata ibu dan adiknya malah pilih PDIP hehe....
Tapi ya itulah..indahnya demokrasi di Indonesia, walau pendapatnya berbeda, tapi tetap akur menjalani kehidupan...