4.08.2011

Menembus Awan



Gadis itu masih duduk di kursi yang sama, menanti senja yang akan datang menjelang sore itu. Menikmati jingga senja yang berarak ke peraduan, dan semilir angin yang mengalun nada-nada sendu. Kadang ia merapikan rambutnya yang tertiup angin dan sesekali pengganti posisi duduknya yang menghadap laut lepas nan biru.

Seorang pria menghampirinya. Gadis itu tertegun sejenak. Pria itu yang ada di foto yang ia lihat kemarin. Foto pria tampan yang ia temui ketika sedang berada di pasar. Diam-diam ia mengagumi ketampanannya.


Dan sekarang, pria itu berada persis di depannya. Ia menjadi gagu, tak mampu berbicara sepatah katapun ketika pria itu meminta izin untuk duduk disampingnya.

"Siapa namamu?" tanya pria itu.
"Dita" jawab gadis itu pelan.

Hening sejenak. Tatapan pria itu jauh menembus awan. Dita berusaha menebak apa yang ada di benak pria yang disampingnya itu. Apakah sama seperti dirinya, yang menghabiskan waktu dengan menikmati senja di sore itu? Atau ada hal lain yang ia tunggu?

Rasa penasaran mulai menyergap diri Dita. " Siapa namamu?" tanya Dita.
"Namaku Rian. Kupikir kamu tidak mau tahu siapa namaku" jawabnya sambil menjulurkan tangan. Senyum keduanya pun merekah.

"Mengapa kau tutup wajahmu dengan rambut?" tanya Rian penasaran
"Aku jelek" jawab Dita. Lalu Dita pun mencoba mengalihkan pembicaraan dengan mengatakan perihal foto Rian yang yang ia temui di pasar.

"Aku ingin melihat wajahmu" tanya Rian tidak peduli perihal fotonya yang tercecer di pasar. Entah siapa yang membuangnya lalu Dita mengutip dan menyimpannya di dalam dompet.Uff..pasti memalukan sekali andai Rian tahu hal ini.

Dita pun berlahan menyibakkan rambutnya. Sedikit merapikan rambut dengan tangannya.Sesekali rambut itu terbang tertiup angin. Rian menyaksikan dengan seksama.

"Bolehkah aku bertanya padamu sesuatu yang sedkit pribadi?" tanya Rian sambil tersenyum simpul.
"Tentu saja", jawab Dita sekenanya.
"Adakah seseorang yang mengatakan bahwa kamu cantik?"
Glek! Seketika tenggorokan Dita tersekat. Tak mampu berkata apa-apa sambil mengingat bahwa memang tidak ada orang yang pernah mengatakan hal itu padanya.
"Kamu cantik. Atau tepatnya kamu manis" tutur Rian sopan.

Pipi Dita bersemu merah. Serasa terbang ke awan dipuji oleh orang setampan Rian. Mendadak, rasa percaya Dita bangkit. Rasa malu akan wajahnya yang sedari tadi ditutupi dengan rambut panjangnya seakan sirnah.Lelaki itu telah membangkitkan percaya dirinya.

Hari telah semakin gelap, angin malampun sudah menusuk tulang. Lelaki itu pamit pulang. Sesuatu yang sangat berat buat Dita. Dia masih ingin berbincang dengan lelaki itu.

"Apakah kita akan bertemu lagi?" tanya Dita penuh harap.
"Insha Allah.." kata pria itu simpul.

Lalu, pria itu pun beranjak pergi. Dita menatapnya hingga ia menghilang dari pandangan. Hanya satu kata yang ia ucapkan pada Dita, tapi ternyata itu mengubah hidup Dita.

Pesan: Para wanita, percaya dirilah bahwa Anda semua cantik. ;)

Gambar diambil dari sini

8 comments:

Nufri L Sang Nila said...

lhaaaaa?....kok rian nya datang dan pergi begitu saja...dita nya gimana?

apa besok dia nungguin lagi di pantai itu?

:)
salam

Isti said...

ceritanya bersambung...ditunggu kelanjutanya ya..hehe...

Nufri L Sang Nila said...

siaaap....saya suka pemilihan kata2nya....saya tunggu kelanjutannya...

:)

Gaphe said...

ihiir.. Dita dan Rian uhuuiy.. *apa siih..

hemm apakah Rian adalah malaikat Yang diutus Tuhan untuk Dita supaya dia bersyukur bahwa dirinya cantik?.. ataukah Rian hanya manusia biasa tapi seorang pembaca pikiran dan motivator?..

bikin lanjutannya donk Isti!

Itik Bali said...

Semuanya cantik mbak
ngga ada yang jelek
bukan cuma secara fisik
tetapi tentu ada kelebihan lain

kira said...

wah keren... ditunggu.

Mulyani Adini said...

Sedikit kata sudah menjadikan Dita percaya diri...
Benar kita wanita diciptakan tidak ada yang jelek melainkan sempurna dan cantik

Anonymous said...

Mana sambungannya yah? jadi bertanya2 dalam hati...