4.24.2011

Prasangka


"Apa yang ingin kau ketahui tentang aku? Aku akan menjawabnya" jawabmu tentang pertanyanku bahwa kau sedang menutupi sesuatu dariku. Hal inilah yang menjadi sumber kesalahpahaman kita selama ini. Bahwa kita tidak saling terbuka. Muara dari segala prasangka.

"Tanyalah apa yang menjadi perhatianmu. Aku akan menjawabnya" pintamu lagi. Entah mengapa seribu pertanyaan yang ada di pikiranku menguap entah kemana. Tiba-tiba aku merasa tidak perlu tau dengan kehidupan pribadinya. Tiba-tiba aku merasa tidak berhak tau jika bukan dia yang menghendakinya secara suka rela. Tiba-tiba aku merasa gagu.


Padahal sebelumnya, banyak sekali yang ingin kutanyakan padanya. Ada beragam pertanyaan yang siap kulontarkan untuk memuaskan dahaga penasaranku. Dan aku siap mendengar jawabannya. Karena dengan mengetahui kebenarannya, aku tau dimana posisiku.

Tapi, entah mengapa semua seperti tersapu bersih dari ingatanku. Aku menjadi sungkan untuk bertanya. Aku menjadi merasa orang yang sok mau tau dengan urusan orang lain. Tiba-tiba aku menjadi malu pada diriku sendiri.

"Aku gak bisa sekarang. Aku ingin sekali bicara denganmu dari hati ke hati. Tapi tidak sekarang, aku mau pergi" jawabku ngeles.
"Baiklah. Kapanpun kau ingin bicara denganku, katakan saja" tuturmu halus.

Atau memang baiknya aku gak perlu tau dengan kehidupan nyata kamu. Cukuplah aku mengenal dirimu seperti ini. Cukuplah bahwa kau selalu ada setiap aku membutuhkanmu. Cukuplah bahwa segala keriangan yang kita ciptakan milik kita berdua. Sisanya, bukan milik kita.

Aku tertegun. Sulit sekali memisahkan mana yang nyata dan mana yang maya. Karena terkadang yang maya menjadi nyata, dan yang nyata menjadi samar. Abu-abu.

Ingin sekali kukatakan padanya malam ini, bahwa aku akan menghormati kehidupan pribadinya, apapun itu. Dan akan memegang teguh janji yang sempat terucap, bahwa kita akan tetap bersahabat dimanapun kita berada sampai kita tua. Terlalu mulukkah?
Entahlah. Yang jelas, malam ini akan kukatakan padanya. Dan semoga dia juga memahaminya.

9 comments:

bandit™perantau said...

heheh...
Ya.. Katakan saja..
Semoga dia memahami... :)

Gaphe said...

rasanya, kalo dengan memberitahu tentang apa yang dipikirkan atau dirasakan.. mungkin akan jauh lebih baik daripada menutupi yang sebenernya.

Mulyani Adini said...

Kenapa dia tidak memahami...apa karna kamu kurang terbuka.
Semoga saja masalah dapat terselesaikan dan dia bisa memahaminya

kira said...

berkata apa adanya aja deh. hehehe :)

Wawan Kurniawan said...

sebenarnya apa sih yg pengen dikatakan?? hehe

Ceritaeka said...

Sama Is, kadang kalo gak diceritain gue gak enak mau nanya :D
Bukan apa2... takut melanggar privasi hehe

kak_ega_punya cerita said...

Yah kadang kita mau tau karena kita peduli....

tapi, sometimes kita juga sedih, jika bukan kita tempat mengadu sahabat kita....

yup, katakan saja, kalau kita ada untuknya :)

Nova Miladyarti said...

wah, tulisan mbak dalam banget

Unknown said...

memang lebih baik terus terang..daripada menduga ya.